AKUNTANSI MANAJEMEN
KASUS PELANGGARAN
KODE ETIK
PADA PERUSAHAAN
YAHOO!
Disusun oleh :
·
Akbar Kurnianto (8335151596)
·
Rika Destiana Siregar
(8335150204)
·
Risa Syaputriani
(8335152834)
S1 Akuntansi A 2015
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri
Jakarta
2017
PENDAHULUAN
Dunia bisnis merupakan dunia
yang penuh dinamisasi. Saling tukar-menukar,
bernegosiasi, mengurus perusahaan adalah
merupakan hal yang lumrah dalam dunia
bisnis.
Dan semua hal itu, terkadang selalu berorientasi terhadap keuntungan. Namun, tanpa mengesampingkan keuntungan,
ternyata harus
ada koridor etika
yang tidak boleh dilanggar ketika kita berada dalam
ranah profesionalitas tersebut.
Yahoo! Inc. adalah sebuah perusahaan internet multinasional yang berpusat di Sunnyvale, California, Amerika Serikat. Yahoo!
juga merupakan salah satu situs web terbesar di Amerika Serikat. Bahkan ada sekitar 600 juta orang
yang mengakses Yahoo! menggunakan perangkat
mobile[1].
Pelanggaran
yang terjadi pada perusahaan Yahoo!
adalah pelanggaran yang dilakukan
oleh CEO Yahoo! sendiri, yaitu Scott Thompson. Secara
garis besar, Scott melakukan pelanggaran
karena dia memalsukan resume/
CV-nya dalam hal penyertaan gelarnya. Dan berikut adalah sedikit penjabaran mengenai kasus tersebut.
Dalam masa kepemimpinan Scott
Thompson, pada Senin, 2 April 2012, sebuah berita mendebarkan bagi para
karyawan Yahoo! muncul. Demi menciptakan Yahoo yang baru, para petinggi Yahoo
memutuskan untuk merumahkan 14% karyawannya. Dengan kata lain, Yahoo akan
memberhentikan 2000 karyawannya.
Scott Thompson, CEO Yahoo, menyatakan
kalau keputusan pemecatan karyawannya tersebut sangatlah berat untuk diambil.
Thompson juga banyak menjelaskan mengapa Yahoo sampai harus memecat
karyawannya. Perusahaan tersebut nantinya berukuran jauh lebih ramping dan
fokus pada bisnis media, periklanan, dan bisnis baru yang saat ini masih belum
diketahui detailnya. Dengan pemecatan sekitar 2000 karyawan, Yahoo akan
menghemat banyak uang. Menurut Yahoo, dengan diambilnya keputusan sulit ini,
mereka akan mampu menghemat sebanyak USD 375 juta.
Kemudian pada tanggal 27 April
2012, muncul isu bahwa adanya kecurigaan terhadap Scott Thompson bahwa ia telah
memalsukan gelar sarjananya. Berita ini muncul dari sebuah surat yang dibuat
oleh salah satu investor Yahoo, Daniel S. Loeb (Chief Executive Officer Third
Point LLC) yang berisi ia telah mengklaim bahwa Thompson telah salah
mengartikan gelarnya. Gelar sarjana palsu Thompson yang dipermasalahkan
tersebut adalah gelar S1 dari Stonehill College. Menurut data yang ditampilkan
Yahoo, Thompson memiliki gelar di bidang akuntansi dan ilmu komputer dari
Stonehill College, padahal dalam kenyataannya, dia hanya memiliki gelar di
bidang akuntansi. Hal tersebut membuat pihak-pihak yang memiliki hubungan
dengan Yahoo menjadi ragu apakah Thompson memiliki kemampuan yang memadai untuk
memimpin perusahaan sebesar Yahoo.
Setelah diselidiki, ternyata menurut
penjelasan dari pihak Stonehill College di Easton, Massachusetts (Perguruan
tinggi Scott Thompson), telah dipastikan bahwa Scott Thompson hanya meraih
gelar akuntansi. Akhirnya pada bulan Mei 2012, Scott Thompson melepaskan
jabatannya sebagai CEO Yahoo.
PEMBAHASAN
Dari penjabaran kasus pada pendahuluan diatas, penulis bermaksud untuk mencari tahu sebenarnya kode etik atau etika apakah yang dilanggar dalam kasus tersebut, baik dalam peraturan menurut perusahaan maupun dalam konteks pembelajaran Akuntansi Manajemen.
Dengan
adanya kasus yang telah ditemukan pada perusahaan Yahoo pada masa kepemimpinan
Scott Thompson, kami akan menjelaskan kode etik apa yang telah dilanggar dan
akibat dari tindakan pemalsuan gelar nya. Adapun
penjelasan akan kami jabarkan dalam poin-poin berikut ini:
·
Pemalsuan gelar yang dilakukan oleh Scott
Thompson menyatakan bahwa ia telah melanggar kode etik perusahaan itu sendiri. Dimana Kode Etik Yahoo! Telah menetapkan standar perilaku yang berlaku
untuk semua pegawai Yahoo! Tanpa terkecuali(termasuk petugas
dan direktur).
Kode etik tersebut terdapat pada halaman
13 yang berkaitan dengan Akurat Komunikasi Bisnis, Catatan dan Kontrak, dan
menyertakan "Keterbukaan dalam laporan dan dokumen yang diajukan atau
diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS dan dalam komunikasi publik lainnya
yang dibuat oleh Yahoo! harus lengkap, adil, akurat, tepat waktu dan mudah
dipahami. Pastikan informasi yang kami ungkapkan tentang perusahaan kami adalah
jelas, jujur dan akurat".[2]
·
Dalam menentukan setiap kebijakan, tentulah tidak boleh melupakan etika.
Terlebih lagi jika kebijakan tersebut bersangkutan dengan orang banyak. Setidaknya,
menurut Hansen & Mowen (Managerial
Accounting, 2007) terdapat sepuluh nilai inti dalam koridor etika. Sepuluh nilai inti yang dimaksudkan yaitu:
1. Kejujuran
2. Integritas
3. Pemenuhan janji
4. Kesetiaan
5. Keadilan
6. Kepedulian terhadap sesama
7. Penghargaan kepada orang lain
8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab
9. Usaha untuk mencapai kesempurnaan
10.Akuntabilitas
Dari poin yang sudah
dijabarkan diatas, sudah jelas Scott telah melanggar poin Kejujuran. Dimana,
terdapat unsur kebohongan dalam CV/Resume
yang ia berikan. Hal ini tentunya secara jelas, menandakan bahwa dalam konteks
permasalahan Scott, Scott tidak mengidahkan Etika yang ada.
Dan poin ke 6 dan 7 pun
dipertanyakan selaras dengan kebijakan pemecatan yang dilakukan oleh Scott.
Dimana Scott lebih memilih untuk merampingkan perusahaan dibandingkan
memperhatikan karyawannya.
·
Dan masih dalam konteks yang
bersinggungan, selama Scott menjabat, Scott juga melakukan suatu gebrakan besar
dimana dia memecat 2000 karyawannya. Tidak dijelaskan secara pasti dalam
berbagai artikel yang penulis dapat, apakah Scott memberhentikannya secara
layak atau tidak. Tetapi paling tidak, menurut Maxmanroe.com terdapat 4 etika
dalam memberhentikan karyawan, antara lain :
1.
Lakukan sistem Rank & Yank
2.
Berikan Standar Pekerjaan yang Jelas
3.
Berikan Peringatan Sedini Mungkin
4.
Jagalah Hubungan Pasca Pemecatan
·
Walaupun tidak disebutkan secara gamblang,
apakah kebijakan pemecatan karyawan yang dilakukan oleh Scott mendapat
penolakan dari karyawan yang ia pecat atau tidak, tetapi paling tidak harus ada
kewajiban yang ditunaikan Scott kepada seluruh karyawan yang dipecatnya itu. “If you've lost your job, you
have certain rights, such as the right to continue your health care coverage
and, in some cases, the right to unemployment compensation.”[3]
Hal tersebut antara lain adalah sebagai
berikut :
1.
Jobloss and Health Care Benefits
2.
Unemployment Benefits
3.
Equal Employment Opportunity (EEO)
4.
Veterans’ Employment and Training Service (VETS).
·
Apa yang dilakukan oleh Scott dapat
dikategorikan sebagai Fraud. Fraud adalah tindakan curang, yang dilakukan sedemikian
rupa, sehingga menguntungkan diri sendiri / kelompok atau merugikan pihak lain
(perorangan, perusahaan atau institusi).[4]
Fraud
yang merupakan tindakan yang sangat terlarang ini adalah salah satu musuh besar
bagi seluruh entitas usaha. Bahkan, dalam Sarbanes-Oxley
Act dikatakan bahwa orang yang melakukan Fraud dapat dihukum cukup berat, yaitu hingga 20 tahun penjara.
·
Dengan terbuktinya kecurangan yang
dilakukan oleh Scott Thompson, maka dampak yang akan ditimbulkan
baik kepada Scott maupun kepada pihak lain adalah sebagai berikut :
1. Merugikan
dirinya sendiri karena ia telah meruntuhkan kredibilitasnya sebagai pakar
teknologi sekaligus seorang profesional
2. Merugikan
pihak perusahaan karena dapat mengurangi kepercayaan pihak investor karena
dewan direksi perusahaan telah memilih CEO dengan karakter yang buruk. Dan
karena telah terbukti bahwa Scott melakukan pemalsuan gelarnya, maka dewan direksi
dianggap telah gagal menjalankan pemeriksaan dan pengawasan yang tepat dalam
salah satu tugasnya yang paling mendasar
yaitu mengidentifikasi dan mempekerjakan Chief Executive Officer.
3. Menyebabkan 2.000 karyawan Yahoo! kehilangan pekerjaan akibat
perampingan organisasi yang dilakukan oleh Scott.
4. Menimbulkan opini yang buruk ditengah-tengah benak masyarakat akan
perusahaan Yahoo!
5. Menyebabkan masalah internal, yaitu posisi Scott sebagai CEO harus digantikan segera. Karena
dinamisasi tersebut akan berdampak terhadap penentuan kebijakan. Terutama
terkait keselarasan kebijakan yang sudah dibuat sebelumnya oleh Scott dan
dengan kebijakan CEO baru nantinya.
KESIMPULAN
& SARAN
Kesimpulan :
Kasus
pemalsuan gelar yang dilakukan Scott Thompson selama masa kepemimpinannya di
perusahaan Yahoo merupakan salah satu pelanggaran kode etik perusahaan. Karena
pemalsuan yang ia lakukan telah terbukti benar adanya dan akibatnya dapat
merugikan dirinya sendiri maupun pihak direksi perusahaan. Kasus pemalsuan
gelar yang telah ia lakukan juga merupakan salah satu tindakan Fraud. Karena dengan pemalsuan gelarnya,
ia dapat menjadi seorang CEO Yahoo
dan melakukan tindakan yang merugikan pihak karyawan yaitu adanya pemecatan
karyawan secara besar-besaran. Dan tentu dengan pemecatan besar-besaran
tersebut karyawan yang dipecat jadi dirugikan karena kehilangan pekerjaannya.
Saran :
Saran yang
dapat kami berikan yaitu seharusnya Scott Thompson meningkatkan kesadaran diri atas
kode etik yang berlaku. Dan juga,
harus diapliaksikan secara tegas bahwa seluruh karyawan harus dengan seksama
memperhatikan dan mematuhi kode etik yang berlaku. Karena di dalam
kode etik perusahaan menjelaskan hal yang menjadi hak
dan kewajiban setiap orang yang ada di perusahaan. Dengan meningkatnya
kesadaran atas kode etik perusahaan maka tidak akan ada lagi kasus kecurangan
seperti yang dilakukan oleh Scott Thompson.
Serta, pihak direksi harus memiliki prosedur pemilihan dan penyeleksian CEO secara lebih ketat demi menghindari
terjadinya hal serupa. Karena apabila hal serupa terjadi, bukan tidak mungkin
kehancuran lebih jauhlah yang akan tercipta. Karena di dalam
kode etik perusahaan dijelaskan apa saja yang menjadi hak dan kewajiban setiap
orang yang ada di perusahaan. Dengan meningkatnya kesadaran atas kode etik
perusahaan maka tidak akan ada lagi kasus kecurangan seperti yang dilakukan
oleh Scott Thompson.
Daftar Pustaka
1.
Craig Smith. By the Numbers: 65 Amazing Yahoo Statistics (February
2017). http://expandedramblings.com/index.php/yahoo-statistics/, Di Akses Tanggal 25 Mei 2017.
2.
Deliusno. Scott Thompson
AkhirnyaTinggalkan Yahoo. http://www.jagatreview.com/2012/05/scott-thompson-akhirnya-tinggalkan-yahoo/, Di AksesTanggal 23 Mei 2017.
3.
Etika
Memberhentikan Karyawan Dengan Cara Yang Lebih Baik. https://www.maxmanroe.com/etika-memberhentikan-karyawan-dengan-cara-yang-lebih-baik.html, Di Akses Tanggal 25 Mei 2017
4.
Fraud (Kecurangan) Dalam akuntansi. http://accounting.binus.ac.id/2015/03/09/fraud-kecurangan-dalam-akuntansi/, Diakses tanggal 25 Mei 2017.
5.
Hansen Don, Mowen Mar. 2007. Managerial
Accounting. Eight Edition, SouthWestern. Mason, USA.
6.
Jay Yarrow. Dan Loeb:
Yahoo CEO Scott Thompson Is Lying About His College Degree. http://www.businessinsider.com/dan-loeb-yahoo-ceo-scott-thompson-college-degree-in-accounting-2012-5?IR=T&r=US&IR=T, Di AksesTanggal 23 Mei 2017.
7.
Kimberly White. Minggu Depan, Yahoo! Dikabarkan PHK
Besar-Besaran. https://m.tempo.co/read/news/2012/04/02/090394141/minggu-depan-yahoo-dikabarkan-phk-besar-besaran, Di Akses Tanggal 23 Mei 2017.
10. Yufianto Gunawan. Yahoo Akhirnya Mendapatkan CEO Baru!. http://www.jagatreview.com/2012/01/yahoo-akhirnya-mendapatkan-ceo-baru/, Di AksesTanggal 23 Mei 2017 .
[1]Craig Smith. By the Numbers: 65 Amazing Yahoo
Statistics (February 2017). http://expandedramblings.com/index.php/yahoo-statistics/
Di AksesTanggal
25 Mei 2017
[2] Jay Yarrow. Dan Loeb: Yahoo CEO Scott Thompson Is Lying About His College Degree. http://www.businessinsider.com/dan-loeb-yahoo-ceo-scott-thompson-college-degree-in-accounting-2012-5?IR=T&r=US&IR=T, Di AksesTanggal 23 Mei 2017.
[4]Fraud (Kecurangan) Dalam akuntansi. http://accounting.binus.ac.id/2015/03/09/fraud-kecurangan-dalam-akuntansi/, Diakses tanggal 25 Mei 2017.
No comments:
Post a Comment